LENSAPANGANDARAN.COM – Kasus video memperlihatkan perbuatan asusila yang dilakukan oleh seorang Ibu muda, Satuan Reserse Kriminal Polres Pangandaran akan melakukan penyelidikan.
Pernyataan tersebut, disampaikan oleh AKP Luhut Sitorus Kasat Reskrim Polres Pangandaran Polda Jabar, Rabu (11/1/2023) siang.
Bahwa, setelah mendapatkan laporan informasi di media sosial (medsos) pihaknya akan segera melakukan penyelidikan.
“Kami sudah membuat laporan informasi, dan akan melakukan penyelidikan untuk pemeriksaan saksi ataupun korban,” katanya.
Pemeriksaan akan dilakukan, karena nanti arahnya untuk mengetahui siapa yang menyebarkan video ( video asusila) tersebut.
Kalau dilihat dari video tersebut, sebenarnya si perempuan itu menjadi korban.
“Namun, nanti kita akan melakukan penyelidikan lebih dalam lagi siapa yang menyebarkan video tersebut,” jelasnya.
“Dia (penyebar), akan berurusan dengan pasal 45 undangan-undangan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), juncto pasal 27 ayat 4 tentang pornografi,” kata Luhut.
Diketahui sebelumnya, beredar sebuah video di Pangandaran yang memperlihatkan perbuatan asusila yang dilakukan oleh seorang Ibu muda.
Dari video yang berdurasi 3 menit lebih tersebut, perbuatan asusila dilakukan saat video call (VC) dengan satu laki-laki yang tidak dikenal.
Saat video call, terlihat ibu muda ini melampiaskan nafsu birahinya dengan memegang megang kemaluannya.
Selain itu, sembari menikmati nafsu birahinya, Ibu muda ini juga memegang megang satu payudara miliknya.
Perbuatan yang dilakukan, Video call sex tersebut berlangsung di satu ruangan kamar yang diduga kamar miliknya.
Informasi beredar yang diterima, diduga Ibu muda ini berinisial IH dan merupakan satu warga Desa di wilayah Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
Hal tersebut dibenarkan oleh Budi Arianto selaku Kepala Desa di wilayah Kecamatan Kalipucang.
Bahwa, perempuan tersebut merupakan satu warganya yang sudah bersuami dan seorang kader Posyandu di Desanya.
Budi mengetahui, karena ciri-ciri perempuan yang ada di video itu sesuai dengan ciri yang ada pada satu warganya.
“Saya kan, konsultasi dengan tetangganya, dari barang asesoris yang dipakai seperti cincin, terus wajah dan tanda-tanda di tubuhnya itu sama. Cincin yang dipakai itu, kan, gampang dikenali,” katanya.
Selain ciri-ciri itu, kata Ia, ruangan kamar yang ada pada video juga merupakan ruangan kamar di rumah tempat tinggalnya.
“Kan, mungkin tetangganya sering masuk (ke kamarnya). Jadi, pasti tahu suasana di ruangan kamarnya. Jadi, warga juga mengatakan 99 persen mirip,” jelasnya.
Memang, jika dilihat dari wajahnya perempuan yang seorang kader Posyandu ini sangat mirip dengan yang ada di video.
“Tapi, katanya, itu kejadian 3 bulan yang lalu. Setelah kejadian tersebut, dia jarang ke kantor Desa. Mungkin, canggung atau gimana, jadi jarang ke Desa,” paparnya.
Melakukan hal seperti itu (asusila), menurut informasi dia dijebak oleh laki-laki asal Bandung.
“Katanya dijebak, malah informasi mah, laki-lakinya sudah diproses oleh pihak kepolisian. Karena, laki-laki tersebut meminta uang tebusan ke dia (IH).”
“Jika enggak dikasih, katanya mau disebar. Ceritanya seperti itu. Tapi, untuk informasi permintaan tebusannya saya tidak tahu,” jelasnya.
Atas adanya tindakan asusila tersebut, Budi menyayangkan perbuatan yang dilakukan seorang Ibu yang sudah memiliki suami.”Apalagi, dia (IH) kan kader, kader posyandu,” ungkapnya. (*)