LENSAPANGANDARAN.COM – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Ciamis-Pangandaran Melakukan Aksi Demonstrasi Menyoal Kenaikan Harga Beras.
Ketua PC PMII Cabang Ciamis, Leza Lijayanto mengatakan, aksi demo tersebut bertujuan untuk menuntut kebijakan yang mampu menjaga ketersediaan dan harga kebutuhan pokok yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Menurutnya, Kenaikan harga kebutuhan pangan telah menjadi permasalahan yang meresahkan banyak masyarakat.
“Semakin tingginya harga bahan makanan pokok terutama beras telah memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan dan kehidupan sehari-hari masyarakat”, kata Leza Senin, (4/3/2024).
Menurutnya, Kondisi ini mempengaruhi kualitas hidup dan kemampuan ekonomi masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kondisi ekonomi lemah.
Dalam aksi yang terselenggara di depan kantor Bulog cabang kabupaten Ciamis, PMII menyampaikan tuntutan sebagai berikut:
1. Meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan: Pemerintah diharapkan meningkatkan produksi pangan dalam negeri melalui program-program yang mendukung petani lokal, seperti penyediaan bibit unggul, pengembangan teknologi pertanian, dan akses terhadap pembiayaan yang terjangkau.
2. Pengawasan dan pengendalian harga: Diperlukan langkah-langkah yang efektif untuk mengawasi dan mengendalikan harga kebutuhan pangan, termasuk pengawasan terhadap distribusi, spekulasi, dan penyelewengan yang dapat menyebabkan kenaikan harga yang tidak wajar.
3. Peningkatan aksesibilitas pangan: Dalam upaya menjaga keberlanjutan akses pangan bagi masyarakat, perlu dilakukan program-program bantuan sosial yang tepat sasaran, seperti subsidi pangan bagi kelompok masyarakat yang membutuhkan.
“PMII menuntut Pemda Ciamis serta Bulog cabang Ciamis untuk bisa memberikan solusi nyata akan permasalahan dan kesulitan yang sangat dirasakan seluruh lapisan masyarakat”, katanya.
Namun, masa aksi merasa kecewa, lantaran kepala cabang Bulog kabupaten Ciamis beserta jajarannya, tidak mau diajak berdiskusi dan mencari solusi akan apa yang masyarakat alami.
“tetapi malah menghadang dengan tindakan kepolisian yang bersikap represif”, pungkasnya.