LENSAPANGANDARAN.COM – Hamparan lahan pertanian seluas kurang lebih 120 hektare di Desa Pasirlawang Kecamatan Purwadadi Ciamis jawa barat (Jabar) terdampak kekeringan.
Hal ini menjadikan para petani harus mengeluarkan biaya pompanisai sekitar Rp 30 juta lebih per musim tanam (MT).
Kelompok tani, Fatah riyadi mengatakan, musim tanam saat ini ada kenaikan biaya pompanisasi lantaran ada kenaikan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
“Dulu biayanya Rp 70 ribu per 100 ubin dan musim tanam sekarang menjadi Rp 80 ribu per 100 ubin” katanya ketika di wawancarai, Selasa, (19/9/2023).
Fatah mengaku, sebelumnya ada wacana akan ada bantuan dari pemerintah dengan program irigasi tanah dangkal namun tiba-tiba gagal.
“padahal dulu sudah buat proposal pengajuan dua titik tapi, ada kabar katanya gagal, engga tau kenapa” ucapnya.
Menurut dia, dengan adanya program tersebut minimal bisa meringankan beban para petani agar bisa merasakan panen raya seperti di wilayah lainya.
Bukan hanya itu, para petani di desa Pasirlawang juga mengalami kesulitan pupuk bersubsidi akibat dari pemangkasan yang dilakukan pemerintah.
“tolonglah buat pemerintah jangan di pangkas terus. Untuk fasilitas pertaniannya tolonglah dipermudah ” ucap dia.
“terlebih lokasi pesawahan tada hujan mah lebih sengsara. Kalau dihitung modal mah rugi” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Pasirlawang, yanto menyebut dengan kondisi seperti ini para petani di wilayahnya banyak yang gagal panen.
“sebagaian dari lahan pertanian di desa Pasirlawang gagal panen. Yang panen pun tidak maksimal” katanya.
Ia menambahkan, Dari 600 ubin hanya mendapatkan padi sekitar 3 kwintal, belum dengan biaya pupuk dan perawatan lainya.
Padahal, kata dia, menurut informasi kualitas padi yang paling bagus yaitu dari hasil desa Pasirlawang.
“cuma yang jadi kendala lahan pertaniannya kekurangan air” pungkasnya. (art)
priligy dapoxetine amazon 599 FENITOINA SODICA 250 mg 5 ML VITALIS FIBROLIP 100 mg GARMISCH FINOXAL REMO Amps