LENSAPANGANDARAN.COM – RSUD Pandega Pangandaran mulai beroperasi pada 6 April 2020 atau dua hari setelah diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat.
Saat itu, Negara Indonesia sedang dilanda Pandemi Covid-19. Kini, RSUD Pandega Pangandaran sudah berjalan tiga tahun lebih.
Tentunya, pihak manajemen RSUD Pandega terus berupaya semaksimal mungkin meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang baik.
Selain itu, juga meningkatkan fasilitas kesehatan sehingga bisa bersaing dengan rumah sakit kabupaten/kota lainnya.
Respon positif pun didapatkan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Pangandaran.
Yakni, terkait adanya peningkatan sistem instalasi pembuangan limbah di RSUD Pandega.
Kepala DLHK Kabupaten Pangandaran, Trisno melihat sistem pelayanan di RSUD Pandega dari dua sisi.
Di antaranya, yaitu sebagai pegawai di DLHK menilai sistem pengelolaan sampah di RSUD Pandega sudah baik.
Menurutnya, sampah-sampah rumah tangga sudah terbungkus rapih dan disimpan di dalam kontainer yang sudah disediakan di RSUD Pandega.
“Jadi, kita tinggal mengangkut sampah tersebut,” kata Trisno kepada wartawan melalui WhatsApp beberapa hari lalu.
Termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di RSUD Pandega yang sudah bekerjasama dengan pihak ketiga dan disimpan dengan baik.
“IPAL dan limbah tinjanya juga sudah bagus. Setiap bulan airnya diperiksa di laboratorium hasilnya dibawah ambang batas, artinya air limbah bisa dibuang ke saluran,” ungkapnya.
Begitu juga dengan udara, di RSUD Pandega bebas polusi udara karena jarang menggunakan genset.
Dia mengetahui karena sejak awal rutin melakukan fungsi pengawasan limbah di RSUD Pandega dengan bekerjasama dengan DLHK Jabar.
“Memang ada beberapa rekomendasi tapi bukan teknis, tapi itu pun sudah diperbaiki oleh pihak rumah sakit,” tegasnya. (*)
