LENSAPANGANDARAN.COM – Sebaran banner dan baliho berbau sosialisasi diri beberapa figur di Kabupaten Pangandaran menjadi sorotan publik.
Ragam tanggapan positif dan negatif dengan adanya sebaran banner dan baliho tersebut lantaran sebentar lagi bakal ada helatan politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di penghujung 2024.
Di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat, sebaran banner dan baliho di Pangandaran menjadi perbincangan hangat.
Kota kecil yang terletak di tepi pantai selatan Jawa Barat ini, kini dipenuhi banner dan baliho sejumlah figur yang digadang-gadang sebagai Bakal Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil Bupati Pangandaran.
Entah apa maksud dan tujuan dari beberapa tokoh Pangandaran tersebut, narasi yang dilontarkan adalah Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.
Namun masyarakat sudah mulai berandai-andai bahwa figur-figur tersebut memiliki keinginan menjadi kontestan Pilkada 2024.
Beberapa figur yang terlihat di lapangan, yakni Dadang Solihat (Okta), Citra Pitriyami, Asep Noordin, Iwan M Ridwan, Joane Irwan Suwarsa dan Lingling Nugraha Sanjaya serta Mochammad Arief Hikmawan Wiradinata.
Ketua KOHATI Komisariat Pangandaran Cristina Sevi Anggita menyampaikan, sebaran banner dan baliho yang terlalu banyak mengganggu pemandangan.
“Secara teori kami khawatir ini akan berdampak terhadap potensi visual polusi dan penurunan kualitas lingkungan akibat dari sosialisasi personal yang berlebihan ini,” paparnya kepada wartawan tidak lama ini.
Harusnya, lanjut dia, Pemerintah Daerah memiliki ketegasan mengawasi dan mengatur sebaran banner dan baliho agar tetap memperhatikan aspek estetika dan keberlanjutan lingkungan.
“Rakyat saat ini sedang bertaruh mempertahankan kondisi perekonomian, tolong jangan dikasih tontonan yang membuat rakyat sakit,” jelasnya.
Menurutnya, seluruh pihak bisa saling intropeksi diri agar menemukan formulasi titik keseimbangan yang memperhatikan kepentingan bersama serta keberlanjutan lingkungan.
“Jadikan momentum menjelang Pilkada ini sebagai upaya yang lebih baik untuk Pangandaran kedepan,” kata Cristina.
Seluruh pihak harus menyepakati semangat berdemokrasi bukan menunjukan perilaku poya-poya dengan menyebar banner dan baliho.
“Pilkada 2024 Pangandaran harus menciptakan atmosfer yang positif dan menggembirakan dalam proses demokrasi,” ungkapnya. (*)