News

Husein Beberkan Faktor Kasus Pelajar SMPN 1 Mangunjaya Pangandaran Tidak Bisa Baca Tulis

×

Husein Beberkan Faktor Kasus Pelajar SMPN 1 Mangunjaya Pangandaran Tidak Bisa Baca Tulis

Sebarkan artikel ini

LENSAPANGANDARAN.COM – Husein Ali Rafsanjani menyoroti kasus pelajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mangunjaya Pangandaran Jawa Barat tidak bisa membaca.

Husein menyebut, alasan kenapa para siswa SMP atau SMA masih buta huruf tapi bisa dinaikkan (naik kelas) lantaran salah satunya faktor kurikulum merdeka.

“karena kurikulum merdeka ini, ada beberapa pihak yang bilang bahwa tidak boleh ada yang tidak naik kelas” kata Husein melalui unggahan di akun instagram milik pribadinya @husein_ar Sabtu, (12/8/2023).

Bila ada yang bermasalah dengan nilai lanjut dia, harus diberikan tugas tambahan dan diusahakan untuk naik.

“Dan itu yang membuat guru-guru seperti saya mau gimana? Perintah diatas” ucapnya.

“Saya pernah dikelas bilang, kamu kalau ngerjain tugasnya gini, nggak mengikuti pelajaran dan lain-lain saya nggak akan kasih nilai” kata Husein kepada murid.

“mereka (murid) bilang ngga apa-apa udah pasti naik. Rasa takutnya tuh engga ada” ujarnya.

“kalau ngga ada rasa takut tuh nggak ada rasa ingin berkembang karena, ya udah zona nyaman aja” kata Husein.

Menurut dia, selain faktornya guru, orang tua dan murid salah satunya faktor kurikulum merdeka dan banyak faktor penunjang lainya.

“saya berharap sih ada lah ya rasa ketakutan yang bisa diberikan kepada murid agar mereka ingin berkembang” ungkapnya.

“Kalau zaman saya dulu ada yang namanya UN (Ujian Nasional), ujian nasional ini membuat takut untuk tidak lulus sekolah, karena, nilainya ada nilai minimum dan lain-lain”  ucap Husein.

“takut sekali saya dulu untuk tidak mendapatkan Nilai atau tidak mendapatkan nilai yang baik”

“Saya harap menteri pendidikan bisa membuat kasus ini menjadi teguran bahwa ternyata perbedaan Kota dan daerah itu sangat jauh” pungkasnya.

Baca Juga  Ramadan, Inilah Jadwal Sholat Imsak dan Buka Puasa di Pangandaran.

Sebelumnya dikabaran, Pelajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Mangunjaya kabupaten Pangandaran Jawa Barat tidak bisa membaca dan menulis.

Hal tersebut membuat Dewan guru, Dian Eka Purnamawati yang sekaligus koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merasa miris.

Menurutnya, pada tahun 2023-2024 tercatat 29 Siswa-siswi di SMPN 1 mangunjaya tidak bisa membaca yang di dominasi dengan pelajar laki-laki. (art)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *