LENSAPANGANDARAN.COM – Wilayah Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran Jawa barat terkenal dengan khas gula arennya.
Selain itu, juga terkenal dengan keaslian aren dan tentu sangat digemari oleh masyarakat.
Bahkan, sempat menjadi oleh- oleh khas Langkaplancar. Tentu tak heran, karena Langkaplancar merupakan daerah perbukitan dan pegunungan yang tentunya banyak pohon aren yang tumbuh subur secara alami.
Namun seiring berjalannya waktu, kini gula aren asli Langkaplancar makin jarang dan sulit dijumpai.
Seorang penderas atau petani gula aren Ijan mengatakan, memang gula aren Langkaplancar terkenal keasliannya sejak dulu, namun seiring berjalannya waktu kini gula aren mulai sulit dijumpai.
Dulu, masyarakat Langkaplancar banyak sekali yang bermata pencaharian sebagai tukan deras atau petani gula aren.
“Namun, kini makin sulit dijumpai karena banyak dari orang tua yang tadinya petani gula tidak mewariskan kepada anak- anaknya,” katanya (03/03/2023)
Selain makin sedikitnya masyarakat yang menjadi petani gula aren, kini masyarakat banyak yang menjual pohon aren yang masih produktif kepada para pedagang untuk ditebang dan diambil sarinya.
“Kurangnya peminat masyarakat untuk menjadi petani atau penderas aren, sehingga banyak masyarakat yang menjual pohonya untuk ditebang.”
“Jadi, tak heran kalau gula dan pohon aren makin sulit dijumpai di wilayah Langkaplancar,” paparnya.
Ia juga bingung dan bertanya tanya, kenapa anak muda saat ini tidak begitu berminat untuk menjadi penderas aren.
Padahal, petani gula dan hasil produksinya selalu diburu dan gampang dipasarkan.
Untuk mengantisipasi kelangkaan gula aren dan pohonnya, Ia beserta para pecinta lingkungan di wilayah Langkaplancar akan mendorong setiap desa untuk menerbitkan Perdes.
“Kita, akan dorong tiap desa untuk menerbitkan Perdes agar pohon aren menjadi pohon yang dilindungi dan masyarakat tidak lagi menjual pohon aren produktif kepada para pengusaha,” tambahnya.
Ia berharap gula aren asli Langkaplancar tetap menjadi oleh- oleh khas dan kedepan tidak lagi sulit dijumpai. (*)