LENSAPANGANDARAN.COM – Kepala bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian Pangandaran, Deni Rakhmat menindaklanjuti keluhan warga terkait puluhan hewan peliharaan ayam mati secara serentak.
Deni didampingi drh. Leo Renovi Ismaya Kusuma yang juga Medik Veteriner mengatakan, warga setempat biasa menyebutnya penyakit tersebut cekak atau tetelo.
“Namun penyakit tersebut bisa saja berupa Coryza atau Newcastle Disease (ND) yang gejalanya batuk pilek, ngantuk dan lemas,” kata Deni di lokasi kandang Kamis, (14/11/2024).
Menurutnya, penyakit ini merupakan penyakit pada unggas yang biasa terjadi pada setiap perubahan iklim atau pancaroba. Atau perubahan musim kemarau menuju musim penghujan yang jatuh Pada bulan Oktober ke November.
“Sehingga mudah terserang oleh wabah penyakit bahkan bisa mengakibatkan kematian,” katanya.
Untuk langkah pencegahan, pihaknya melakukan pemberian vitamin dan penyemprotan kandang serta lingkungan sekitar secara berkala.
Kemudian, untuk penanganan bangkai unggas, ia menyarankan agar sebaiknya bangkai tersebut dibakar sampai habis.
“Atau juga bisa dikubur yang dalam, sehingga virus dan bakterinya tidak menyebar pada ternak lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, penyakit pada unggas tersebut tidak menular kepada manusia, sebab tidak tergolong penyakit yang zoonosis.
“Namun Ayam atau unggas lainnya yg terkena penyakit tersebut sebaiknya tidak dikonsumsi,” jelasnya.
Sebelumnya, seorang warga RT 06/03 dusun Nagrak desa Karangsari kecamatan Padaherang kabupaten Pangandaran Diana (25) mengaku kaget lantaran ayam peliharaanya mati serentak.
Ia mengatakan, sekitar 10 ekor lebih ayam peliharaanya mati. 4 diantaranya ayam dewasa dan 6 ekor ayam berusia empat bulan.
Menurutnya, bukan hanya dirinya, ia menyebut, ayam milik tetangga pun bernasib sama. Sebelumnya mati, lanjut dia, ayam tersebut mengeluarkan lendir di bagian hidung dan ngorok.
“Di bagian hidung berlendir, kondisi ayam seperti lemas dan suaranya ngorok,” kata dia.
Melihat kejadian tersebut, ia merasa khawatir penyakit tersebut menularkan kepada manusia.
“Saya takut penyakitnya menular kepada manusia. Saya tidak tahu cara menangani virus tersebut. Makannya, sebagian ayam yang sakit, saya berikan kepada tetangga untuk dipotong,” kata dia. (art).