NasionalNewsPolitik

Cagub Jabar Asal Pangandaran Tawarkan Konsep Membangun Daerah 

×

Cagub Jabar Asal Pangandaran Tawarkan Konsep Membangun Daerah 

Sebarkan artikel ini

Pangandaran, LENSAPANGANDARAN.COM – Pilkada 2024, H. Calon Gubernur Jabar dari Pangandaran Jeje Wiradinata menawarkan konsep dalam membangun daerah Kabupaten atau Kota.

Di antaranya, konsep mempertajam pola hubungan komunikasi antara pemerintah Provinsi dengan Pemda Kabupaten Kota.

 

Kenapa? Karena, rakyat Jawa barat adalah rakyatnya Bupati atau Walikota. Tentu, yang paling menyentuh terhadap rakyat adalah pemimpin yang ada di Kabupaten Kota.

“Artinya, harus dipertajam komunikasi antara Gubernur dengan Bupati atau Walikota,” ujar Jeje kepada sejumlah wartawan di Parigi, Selasa (3/9/2024) siang.

Baca Juga  Pendopo Bupati Jadi Saksi Silaturahmi Dandim 0625 Pangandaran dan Jajaran Korem 062TN

Menurutnya, Jawa Barat adalah sebuah Provinsi yang bagus. Tapi, di Jawa Barat masih ada yang IPM (Indeks Pembangunan Manusia)-nya dibawah angka 70.

Tentu, kesenjangan ini harus diselesaikan dengan cara Gubernur harus betul-betul memperhatikan kondisi yang ada di daerah.

 

“Jadi, kalau Kabupaten A IPM-nya dibawah 60 tentu harus diajak ngobrol yang benar. Bagaimana mengatasi hal itu, anda punya apa, Gubernur bisa membantu apa. Kan, begitu,” katanya.

Jadi, kata Ia, selain Bandung nantinya daerah-daerah lain di Jawa Barat juga akan ikut maju dan berkembang.

 

Misal, di Desa tentu ada 3 aspek penting yakni penguatan aparat Desa, memperkuat ekonomi Desa dan infrastruktur pedesaan.”Itu harus benar-benar karena ketika Desanya maju, Kecamatannya juga maju,” ucap Jeje.

Baca Juga  Ganggu Pengguna Jalan, Warga Minta Pasar Ciganjeng Pangandaran Ditertibkan

Prinsip ini yang tentu harus dipahami karena seorang Gubernur tidak mempunyai komando langsung terhadap masyarakat meskipun mempunyai kewenangan yang ada.

 

“Jadi konsep itu yang akan bawa dan saya tawarkan. Jadi, IPM di Bandung tinggi, tentu di daerah – daerah lain di Jawa Barat juga harus tinggi,” ujarnya.

 

Artinya, nanti Gubernur jangan membuat kebijakan yang Kabupaten atau Kota harus mengikuti. Tapi, Gubernur membuat kebijakan atas dasar dinamika aspirasi yang ada di Kabupaten Kota yang kondisinya berbeda.

“Kebutuhan Pangandaran dengan Bandung kan berbeda, kebutuhan Bandung dengan kebutuhan Cianjur kan pasti berbeda,” kata Jeje. (art).