NasionalNews

Masa Aksi Kecewa Tidak Bisa Berdiskusi Langsung dengan Bupati Pangandaran 

×

Masa Aksi Kecewa Tidak Bisa Berdiskusi Langsung dengan Bupati Pangandaran 

Sebarkan artikel ini
Saat orasi 100 hari kerja bupati dan wakil Bupati Pangandaran

LENSAPANGANDARAN.COM – Puluhan masa aksi yang mengatasnamakan Rakyat Pangandaran Menggugat (RPM) mengaku kecewa, lantaran Bupati Pangandaran tidak bisa berkenan berdiskusi secara langsung di dalam kantor Bupati saat menggelar aksi 100 hari kerja. Mereka hanya bisa bertemu di halaman kantor.

 

Koordinator masa aksi, Tian Kadarisman menilai, kejadian ini merupakan bentuk dari tidak berjalannya demokrasi di kabupaten Pangandaran seperti yang di amanat kan dalam undang-undang Republik Indonesia (RI).

“Jelas ini bentuk matinya demokrasi di kabupaten Pangandaran. Bupati kabupaten Pangandaran tidak bisa menerima kami,” Ujar Tian di halaman kantor Bupati Senin, (2/6/2025).

Padahal sebelumnya kata Tian, ia sudah melakukan komunikasi dengan bupati Citra Pitriyami untuk menyampaikan aspirasi terlebih dulu sebelum melakukan sesi diskusi.

 

“Tadi kami sudah ngobrol dengan bupati, biarkan kami menyampaikan aspirasi dulu sampai selesai, nanti saya juga akan ngasih waktu untuk bupati berargumen dengan kami. Akan tetapi Ketika kita beres menyampaikan aspirasi bupati malah tidak ada,” kata Tian.

Berhubung tidak bisa berdiskusi dengan Bupati Pangandaran, Tian mengatakan, dalam waktu satu pekan kedepan akan kembali menggelar aksi dengan jumlah yang cukup banyak.

“Tujuh hari kedepan kami akan melaksanakan konsolidasi dan kami juga akan menindaklanjuti hal-hal apa saja yang sudah terjadi di dalam aksi ini,” tegasnya.

Baca Juga  Bupati Pangandaran Resmi Luncurkan Program Pendidikan Karakter Melesat

Menanggapi pernyataan tersebut, Bupati Pangandaran Citra Pitriyami menampik jika dirinya tidak menerima puluhan masa aksi dari Rakyat Pangandaran Menggugat.

 

Ia mengaku sudah berupaya menemui puluhan masa aksi yang di gelar di halaman kantor Bupati. Namun, masa aksi tidak memberikan kesempatan dirinya untuk berbicara pada saat orasi.

“Saya sudah turun ke bawah mendengarkan yang orasi tapi saya tidak sama sekali di beri ruang untuk berbicara,” katanya.

 

“Balik lagi ke sini (ke dalam kantor Bupati) tiba-tiba di panggil kesana mau di kasih waktu. Balik lagi saya kesana, tetap akhirnya tidak di kasih waktu untuk saya menjawab. Jadi bukan saya tidak menerima kan?,” kata Citra menambahkan.

Meski demikian, Sejatinya bupati Citra mengaku sangat senang ketika ada masyarakat yang datang mengajak berdiskusi dengannya. Sebab dia menilai tujuan mereka sangat baik.

“Saya sangat senang mereka kalau mereka itu mau datang dan berkomunikasi. Biar saya bisa evaluasi yang menjadi kekurangan. Tetapi saya tidak sama sekali di kasih ruang untuk ngomong,” katanya.

 

Kedepan, Bupati Citra berharap agar masa aksi memberikan ruang padanya untuk melakukan diskusi dua arah.

“Jangan seperti tadi lah, saya sudah turun, tapi seolah-olah saya tidak di kasih ruang untuk menjelaskan, hanya mereka yang bisa bicara. Harusnya kan kalau ingin diskusi dengan kami kasih dong ruang untuk kami menjelaskan,” kata dia. (art).