LENSAPANGANDARAN.COM – Polemik antar petani di Desa Maruyungsari dan Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat masih berlanjut.
Ratusan petani dari Desa Maruyusari ingin satu titik badan jalan perbatasan dijebol agar bisa membuang banjir yang merendam ratusan hektare sawah.
Sedangkan respon petani dari Paledah menolak upaya penjebolan jalan yang akan dilakukan petani Maruyungsari.
Hal tersebut terjadi polemik hingga Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Pangandaran turun tangan.
Tidak hanya Bupati Citra Pitriyami, Kapolres AKBP Mujianto, dan Dandim 0625 Letnan Kolonel CZI Ibnu Muntaha, Jeje Wiradinata Eks Bupati dua periode dan BBWS Citanduy pun ikut turun untuk menyelesaikan polemik itu.
Para pimpinan langsung menemui ratusan petani di Desa Paledah dan tidak lama kemudian menemui ratusan petani dari Desa Maruyungsari.
Ketika bertemu petani di Desa Paledah, mereka tetap menolak upaya penjebolan jalan dan meminta solusi untuk perbaikan saluran pembuangan agar ratusan hektare sawah tidak kembali terendam banjir.
Pertemuan dengan ratusan petani di Desa Maruyungsari sempat memanas saat Bupati Citra menyampaikan penolakan jalan dijebol dari petani Paledah dan memaparkan beberapa solusi.
“Kan tanaman padi terendam. Makanya, solusi kita akan menyediakan pompa sebanyak tiga unit dari BBWS,” kata Bupati Citra di Pasar Bogor, Sabtu (24/5/2025).
Selain itu, Bupati Citra pun menjanjikan akan memberikan kompensasi jika tanaman padi busuk dan pompa itu tidak bisa maksimal.
“Jika banyak tanaman padi busuk, petani di Desa Maruyungsari yang beri kompensasi sebesar Rp 1,5 juta per hektare,” ungkapnya.
Menurut Citra, penanganan masalah banjir yang menggenangi ratusan hektare lahan persawahan bukan sesuatu yang mudah.
“Saya itu bukan wonder woman yang bisa menyulap, saya bekerja menjadi Bupati Pangandaran baru sekitar 3 bulan. Mohon kesabarannya,” katanya. [®]