NasionalNewsPolitik

Dampak Banjir, Bupati Citra Redakan Polemik Antar Petani di Pangandaran

×

Dampak Banjir, Bupati Citra Redakan Polemik Antar Petani di Pangandaran

Sebarkan artikel ini

LENSAPANGANDARAN.COM – Polemik antar petani di Desa Maruyungsari dan Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat masih berlanjut.

Ratusan petani dari Desa Maruyusari ingin satu titik badan jalan perbatasan dijebol agar bisa membuang banjir yang merendam ratusan hektare sawah.

Baca Juga  Kepala Desa di Pangandaran Pusing, Ribuan Warganya Terdampak Banjir dan Longsor, Butuh Bantuan

Sedangkan respon petani dari Paledah menolak upaya penjebolan jalan yang akan dilakukan petani Maruyungsari.

Hal tersebut terjadi polemik hingga Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Pangandaran turun tangan.

Baca Juga  Antisipasi Transisi, Ini Metode Latihan Penting Meningkatkan Kecepatan Sepakbola

Tidak hanya Bupati Citra Pitriyami, Kapolres AKBP Mujianto, dan Dandim 0625 Letnan Kolonel CZI Ibnu Muntaha, Jeje Wiradinata Eks Bupati dua periode dan BBWS Citanduy pun ikut turun untuk menyelesaikan polemik itu.

Para pimpinan langsung menemui ratusan petani di Desa Paledah dan tidak lama kemudian menemui ratusan petani dari Desa Maruyungsari.

Baca Juga  Pilkada 2024, Jeje Tampung Masukkan Masyarakat, Banyak Minta Sosok Bupati Pangandaran Seperti Ini

Ketika bertemu petani di Desa Paledah, mereka tetap menolak upaya penjebolan jalan dan meminta solusi untuk perbaikan saluran pembuangan agar ratusan hektare sawah tidak kembali terendam banjir.

Pertemuan dengan ratusan petani di Desa Maruyungsari sempat memanas saat Bupati Citra menyampaikan penolakan jalan dijebol dari petani Paledah dan memaparkan beberapa solusi.

“Kan tanaman padi terendam. Makanya, solusi kita akan menyediakan pompa sebanyak tiga unit dari BBWS,” kata Bupati Citra di Pasar Bogor, Sabtu (24/5/2025).

Baca Juga  Kementerian Kesehatan Menggelar Webinar Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Catin

Selain itu, Bupati Citra pun menjanjikan akan memberikan kompensasi jika tanaman padi busuk dan pompa itu tidak bisa maksimal.

“Jika banyak tanaman padi busuk, petani di Desa Maruyungsari yang beri kompensasi sebesar Rp 1,5 juta per hektare,” ungkapnya.

Baca Juga  Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu di Pangandaran Harus Kerja Bakti

Menurut Citra, penanganan masalah banjir yang menggenangi ratusan hektare lahan persawahan bukan sesuatu yang mudah.

“Saya itu bukan wonder woman yang bisa menyulap, saya bekerja menjadi Bupati Pangandaran baru sekitar 3 bulan. Mohon kesabarannya,” katanya. [®]


Notice: ob_end_flush(): failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/lenc9662/public_html/wp-includes/functions.php on line 5471