News

KPM BPNT Langensari Kota Banjar Mengeluh, Bansos Tak Kunjung Cair 

×

KPM BPNT Langensari Kota Banjar Mengeluh, Bansos Tak Kunjung Cair 

Sebarkan artikel ini

Lensapangandaran.com – Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (KPM BPNT) mengeluh pasalnya pencairan pada periode bulan Januari dan februari tak kunjung cair.

KPM tersebut bernama Sarjiah (50) Warga Dusun Sampih Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar.

Diketahui, Sarjiah seorang janda dengan kondisi sakit menahun. Setiap bulan ia selalu kontrol di RSU kota banjar memakai kartu BPJS kertawaluya.

Ia memiliki satu anak perempuan namun sudah menikah dan kini anak tersebut ikut suaminya tinggal di Kabupaten Pangandaran.

Ia hidup sendiri di rumah yang sederhana pasca ditinggal oleh kedua orang tuanya.

Sarjiah tidak bisa bekerja karena kondisinya sedang sakit. Untuk makan sehari-hari, ia menggantungkan kepada Bantuan Sosial pemerintah dari program BPNT.

Sebelumnya Bansos tersebut selalu cair tepat pada waktunya per-tiga bulan sekali.

Namun pada awal bulan Januari dan Februari 2023 dirinya mengaku tidak menerima bantuan tersebut.

“Biasanya dapat bantuan tapi sekarang kok belum cair?” ungkapnya saat ditemui kediamanya Senin (27/03/2023).

Padahal kata dia, bantuan tersebut berniat akan dibelikan beras untuk bekal makan sehari-harinya.

“Beras dirumah sudah kosong, uang juga sudah engga punya” kata dia.

Sementara Rahmat selaku Koordinator PKH kota Banjar saat dihubungi melalui pesan Whataps mengatakan, perlu di cek terlebih dahulu di aplikasi Siks.

“Harus di cek dulu KPM tersebut masuk dan tidaknya di aplikasi siks” katanya melalui pesan singkat.

Untuk pengecekan di apliksi siks kata dia, ia memerlukan nomer Kartu Keluarga (KK) dan NIK KTP yang bersangkutan.

“Setelah di cek, keterangan di Siks gagal cek rekening. Mohon maaf karena Ini prosesnya ada di himbara pusat, secara detail kenapa bisa gagal kami tidak di infokan oleh pusat” Kata Rahmat.

Baca Juga  Kemeriahan Anniversary Baraya Timor di Pangandaran, Pererat Silaturahmi

Meski begitu, dirinya akan menanyakan ke dinas sosial kota Banjar terlebih dahulu.

“Biasanya paling kita bersurat ke kemensos berdasarkan pengaduan di lapangan” Ucapnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *