NasionalNews

Budaya Unik di Kampung Sapuangin Pangandaran yang Jarang Diketahui 

×

Budaya Unik di Kampung Sapuangin Pangandaran yang Jarang Diketahui 

Sebarkan artikel ini
Poto: Tokoh masyarakat dusun Sapuangin, Sarnyo

LENSAPANGANDARAN.COM – Tokoh masyarakat dusun Sapuangin Desa Karangsari, kecamatan Padaherang, kabupaten Pangandaran Jawa Barat, Sarnyo mengungkapkan kultur budaya di kampungnya sangat kental.

Budaya itu hingga saat ini masih dilestarikan di tiga kampung. Diantaranya, kampung Sarongge, Sapuangin, dan Cimadang.

 

“Memang budaya di Sapuangin masih kental. Budaya leluhur seperti pemakoman dan situs-situs patilasan orang dulu masih suka di kasih sesaji,” kata Sarnyo diwawancarai wartawan dikediamannya Selasa, (22/10/2024) kemarin.

 

Selain itu, Pada kegiatan maulid Nabi, masyarakat sekitar diharuskan mengunjungi pemakaman leluhur terlebih dulu. Begitupun pada bulan Muharram.

 

Pada bulan Muharram, Masyarakat menggelar perayaan dan berkumpul di lokasi jalan desa. Mereka membuat nasi tumpeng dari rumah untuk persembahan kepada leluhurnya.

 

Hal itu dilakukan mengingat adat budaya di wilayah tersebut masih dipakai.

“Disini kalau bulan Muharram di jalanan penuh semua. Masyarakat membawa nasi tumpeng untuk persembahan kepada leluhur,” kata dia.

 

Kebiasaan lain yang sering dilakukan masyarakat yakni membakar kemenyan saat akan mengambil padi dari ladang.

Uniknya, padi pertama yang akan dijadikan beras harus digiling menggunakan alat tradisional lisung.

 

Tak hanya itu, Di wilayah tersebut juga melarang keras bekerja diatas pukul 11:00 WIB.

Menurutnya, di waktu itu seharusnya tidak ada aktivitas apapun. Konon, jika kebiasaan itu diabaikan maka akan berdampak buruk kepada orang tersebut.

 

Biasanya orang itu akan jatuh sakit yang tak bisa di obati secara medis.

 

“Orang yang terkena dampak itu harus berobat ke orang pintar, nah setelah itu baru ke medis,” ucapnya.

 

Kemudian, Sarnyo menceritakan kejadian aneh beberapa waktu kebelakang. Pada saat itu seorang pekerja proyek pembangunan instalasi pengolahan air kedapati sekor ikan gabus di selokan dekat lokasi dirinya bekerja.

Baca Juga  Cekcok Berkunjung Penganiayaa, Pria di Pangandaran Tikam Leher Istrinya

 

Para pekerja proyek itu menangkap ikan gabus tersebut. Padahal pekerja proyek hanya berniat memindahkanya dari selokan ke bak air.

Namun, tak lama kemudian mereka terserang penyakit gatal di sekujur tubuhnya.

“Sesudahnya orang tersebut nemuin bogo (ikan gabus) langsung gatal. Pengobatannya alami pakai Uyah (garam) tapi garam yang krosok,” kata Sarnyo. (art).


Notice: ob_end_flush(): failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/lenc9662/public_html/wp-includes/functions.php on line 5471