LENSAPANGANDARAN.COM – Di daerahnya merupakan satu tempat yang paling lama terendam banjir, Kepala Desa Bunisari, Saepudin menyampaikan, bahwa sebelumnya Ia sudah berupaya untuk membuat sodetan.
Diketahui, Desa Bunisari merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, yang daerahnya dikelilingi oleh perbukitan.
Saepudin menceritakan, bahwa banjir yang terjadi di wilayahnya bukan hanya kali ini saja tapi sebelumnya sempat terjadi.
Dan di lokasi banjir tersebut, merupakan satu daerah cekungan yang dikelilingi oleh perbukitan dan bebatuan karang.
Ketika hujan deras, memang di daerah tersebut menjadi langganan banjir.
“Tapi, yang paling parah banjirnya yaitu di tahun 2022 sekarang. Banjirnya tinggi, karena intensitas hujan yang deras. Dulu, pada tahun 1992 memang sempat terjadi Banjir cukup besar, tapi sekarang lebih besar lagi,” ungkapnya, Rabu (28/9/2022).
Untuk menanggulangi banjir, di tahun 2007 pihaknya sudah berupaya melakukan penyodetan bukit supaya air banjir cepat keluar.
“Namun, sodetan tersebut tak lama langsung tertutup material tanah longsoran lagi,” jelasnya.
“Dan sekarang, kalau mau di sodet lagi harus digali lebih dalam. Supaya, air cepat mengalir. Yang digali mungkin bisa dengan kedalaman sekitar 1 meter, lebar 4 meter dan panjang 200 meter. Dan itu, insyaallah air tidak akan lama menggenang.”
Sementara, untuk penyerapan air hujan, di lokasi banjir tersebut cukup lama karena tekstur tanahnya yang liat dan daerahnya yang merupakan bebatuan terumbu karang.
“Jadi, untuk penyerapan airnya cukup lama dan mungkin penyerapannya juga sudah penuh. Karena, saking banyaknya debit air yang tertampung,” paparnya.
Kini, selain berharap tidak ada lagi hujan deras yang mengguyur wilayahnya, Ia juga berharap agar secepatnya pemerintah daerah melalui PUPR untuk membuat sodetan pembuangan air banjir.
“Karena, kalau tidak dibuat sodetan, pasti ketika hujan akan seperti ini lagi (tergenang banjir). Saya juga sudah berupaya menyampaikan ke pak Bupati dan pak wakil bupati,” tegasnya. (*)
