LENSAPANGANDARAN.COM – Mengintip kehidupan wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Ternyata, dibalik stigma sosial negatifnya ada harapan yang tidak bisa dipungkiri.
Yakni, kebutuhan ekonomi dan masa depan yang mereka cita-citakan. Seperti, Bunga (nama samaran) seorang janda berusia 30 tahun yang memiliki dua anak.
Bunga yang merupakan asli warga Kabupaten Pangandaran satu tahun lalu nekad menjadi wanita pemuas nafsu laki-laki hidung belang.
Bunga memilih menjadi PSK demi mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga dan masa depan kedua anaknya yang masih berusia 13 tahun dan 9 tahun.
“Dua tahun lalu saya bercerai dan memiliki dua anak yang semuanya perempuan. Mereka dititipkan di orang tua saya,” jelasnya di kawasan wisata pantai Pangandaran tidak lama ini.
Bunga mengaku pekerjaannya sebagai pemuas nafsu laki-laki hidung belang tidak diketahui orang tua dan kedua anaknya.
“Mereka, tahunya saya bekerja menjadi pelayan toko di Pangandaran,” katanya.
Meski pendapatan haram Bunga menjual badannya terhadap laki-laki hidung belang tidak maksimal, namun Bunga bisa mengirim uang untuk keluarganya.
“Dalam seminggu kadang saya bisa kirim uang Rp300 ribu dan kadang Rp500 ribu,” ungkapnya.
Sejak Bunga hidup, pekerjaan haram tersebut bukanlah menjadi cita-citanya. Namun, cara buntu untuk menghidupi diri dan keluarga.
Meskipun demikian, kehidupan sehari-hari mereka tidaklah selalu suram. Malah, banyak di antara mereka yang memiliki harapan dan impian yang sama seperti orang lain.
“Kita juga punya harapan dan cita-cita memiliki usaha sendiri untuk memberikan pendidikan layak pada anak,” kata Bunga sembari meneteskan air matanya. (*)